Anyone can Win when Playing Using Cheating Methods. Siapapun Bisa Menang bila Bermain Menggunakan Cara-Cara Curang, Apa Hebatnya?

HERY SHIETRA, Anyone can Win when Playing Using Cheating Methods. Siapapun Bisa Menang bila Bermain Menggunakan Cara-Cara Curang, Apa Hebatnya?

When you play chess, with full obedience to the rules of the game on the chessboard,

Then you will be defeated by the following two types of people,

Namely those who are really more skilled at chess than us,

Or lose to people who don't want to obey the rules of the game on a chessboard, aka people who cheat.

Everyone can win

When using underhanded methods.

That’s why,

There is nothing great about cheating or being a cheater.

However,

Not everyone can win a battle without cheating.

There are a few people,

Who managed to enter the heavenly realm,

Having troubled himself amassing many good deeds,

Which he cultivated and collected during his life as a human in the human world.

But there’s also a large portion of the human population,

Who wish to enter the heavenly realms,

By using a shortcut,

Namely the ritual of worship and prostration in the hope that all sins can be erased,

Aka irresponsible,

Lazy and corrupt attitude,

A “too good to be true”,

A poisonous delusion based on irresponsibility towards the victims of these sinners,

Aka the cheating methods themselves.

Only then can someone be called a knight in spirit,

When he is able to play obediently to the rules of the game,

As well as admitting his defeat when the opponent he faced was indeed superior and tougher than him.

A knight also prefers to be responsible when he has and can still make mistakes against other people.

Instead of running away and carrying out “hand washing” by begging and hoping for the forgiveness of sins,

As if God is more PRO towards sinners,

Instead of God being more PRO towards the victims of these sinners.

Even though we all know very well,

That only a sinner,

Which requires the blotting out of sins.

As well as,

Just a fraudulent and stunted mind,

Who rely on underhanded methods to win life.

That’s why,

The so-called “great”,

It is not they who can win the battle of life between humans,

But those who can go on living, even without such crooked attitudes.

On the contrary,

Sinners,

Even those who use underhanded methods,

Originally were cowards as well as true losers,

Loser of life

They,

Sinners as well as those who live from deceitful attitudes,

Not being able to live this life without such deceitful attitudes,

Because they are too cowardly to live honestly and fairly.

Just a knight,

Who dares to live as it is,

So transparent,

So original,

So accountable,

So honorable,

So awesome,

So sublime,

So pure,

And so brave to face life’s difficulties when dealing with fraudulent humans.

It’s never easy for an honest person to live this life,

Often defeated and brought down by fraudulent humans,

Where the “human world full of cheating” has never made life easier for honest people.

Living and sustaining life in this world,

Enough troublesome and troublesome already.

But the “dishonest people” are never satisfied,

And still cheating honest people, in order as a way for them to rob others people’s happiness in life.

Honest person,

Like a delicious “soft prey” to eat, in the eyes of dishonest people.

When in this world more crowded and inhabited by bad people,

Then the existence of one good man would seem like a real serious threat to the world of criminals,

In the eyes of “unkind” people, of course,

Because it will start to look like a contrast in the form of such a wide disparity,

Between the behavior of good people and the behavior of bad people.

Victorious against the bad guys,

It may be impossible for good people who choose to live an honest and “right” life.

But people are honest and kind,

Always a winner of the dignity of life,

At least win himself,

Because he dared to be honest and maintain honesty as his most valuable dignity.

Just as a girl defends her chastity,

From the hands of irresponsible people,

If necessary by risking his own life so that his chastity can be maintained and not tarnished.

On the contrary,

The cowards and losers choose to trade their dignity,

And live from cheating and all cheating in his life.

As the saying goes,

Who lives by the sword,

Will die by the sword.

Who lives by cheating,

Will die for similar cheats.

Have you been assuming and delusional all this time,

That if you succeed in cheating life or other people,

Or be irresponsible,

So that means you are getting a profit and are having luck?

There’s nothing we can really cheat in this life,

That’s the message behind the Law of Karma,

We cannot really escape responsibility for what we ourselves have done.

Everyone can commit a crime,

Everyone can practice the ritual of prostration,

Everyone without exception is able to praise God,

And everyone will be happy to run away from responsibility for their evil deeds which have caused a lot of harm, injury, or hurt to other individuals.

However,

Not everyone is capable of being responsible and living responsibly,

Not everyone is also able to diligently plant the seeds of good deeds.

Where also not everyone is able to control himself so as not to fall into bad deeds.

Just a coward and a sinner,

Which requires fraudulent methods such as the eradication of sins or whatever the term is.

Sinful and irresponsible,

Making the culprit himself dirty and tarnished with reproach.

How could it be,

Dirty and stained full of reproach,

Want to unite with God who is clean, pure, and holy?

It is the same delusion as when you want to mix pure water with sewage,

Polluting and desecrating that which is pure and clean.

God is not that stupid,

And God doesn’t need an irresponsible sinner.

This world never lacks of sinners and irresponsible people.

To glorify God,

There’s only one way,

Become a noble and responsible human being.

© HERY SHIETRA Copyright.

 

Bila engkau bermain catur dengan penuh sikap patuh terhadap aturan permainan di atas papan catur,

Maka engkau akan kalah oleh dua jenis orang berikut ini,

Yaitu mereka yang benar-benar lebih terampil bermain catur daripada kita,

Atau kalah oleh orang-orang yang tidak mau patuh terhadap aturan main di atas papan catur, alias orang yang curang.

Semua orang bisa menang,

Bila menggunakan cara-cara curang.

Karenanya itulah,

Tidak ada yang hebat dari bersikap curang ataupun menjadi orang yang curang.

Namun demikian,

Tidak semua orang sanggup memenangkan pertarungan tanpa bersikap curang.

Ada segelintir kecil orang,

Yang berhasil masuk alam surgawi,

Setelah merepotkan dirinya menimbun banyak perbuatan baik,

Yang ia tanam dan pupuk selama ia hidup sebagai manusia di dunia manusia.

Namun ada juga sebagian besar umat manusia,

Yang mengharap dapat memasuki alam surgawi,

Dengan memakai jalan pintas,

Yakni ritual sembah-sujud dengan harapan segala dosa-dosa dapat dihapuskan,

Alias bersikap tidak bertanggung jawab,

Sikap pemalas dan korup,

Suatu “too good to be true”,

Sebuah delusi yang beracun serta dilandasi sifat tidak bertanggung-jawab terhadap korban-korban para pendosa tersebut,

Alias cara-cara curang itu sendiri.

Seseorang barulah dapat disebut sebagai berjiwa ksatria,

Ketika ia mampu bermain dengan patuh terhadap aturan main,

Serta mengakui kekalahannya ketika lawan yang ia hadapi memang lebih unggul dan lebih tangguh darinya.

Seorang ksatria pun lebih memilih untuk bertanggung-jawab ketika ia telah pernah dan masih dapat berbuat keliru terhadap orang lain,

Alih-alih melarikan diri dan melakukan aksi “cuci tangan” dengan memohon dan mengharapkan penghapusan dosa,

Seolah-olah Tuhan lebih PRO terhadap pendosa,

Ketimbang Tuhan lebih PRO terhadap kalangan korban dari para pendosa tersebut.

Sekalipun sebetulnya kita semua tahu betul,

Bahwa hanya seorang pendosa,

Yang membutuhkan penghapusan dosa.

Sama halnya,

Hanya seorang bermental curang dan kerdil,

Yang mengandalkan cara-cara curang untuk memenangkan kehidupan.

Karena itulah,

Yang disebut sebagai “hebat”,

Bukanlah mereka yang bisa memenangkan pertarungan kehidupan antar manusia,

Namun mereka yang bisa melanjutkan hidup, sekalipun tanpa sikap-sikap curang demikian.

Sebaliknya,

Para pendosa,

Maupun mereka yang memakai cara-cara curang,

Sejatinya adalah para pengecut sekaligus sebagai para pecundang sejati,

Pecundang kehidupan.

Mereka,

Para pendosa maupun mereka yang hidup dari sikap-sikap penuh kecurangan,

Tidak akan mampu menjalani hidup ini tanpa sikap-sikap curang demikian,

Karena mereka terlampau pengecut untuk hidup secara jujur dan adil.

Hanya seorang ksatria,

Yang berani hidup secara apa adanya,

Begitu transparan,

Begitu orisinal,

Begitu akuntabel,

Begitu terhormat,

Begitu agung,

Begitu luhur,

Begitu murni,

Dan begitu berani menghadapi kesulitan hidup ketika berhadapan dengan manusia-manusia curang.

Tidak pernah mudah bagi seorang yang jujur untuk menjalani hidup ini,

Seringkali dikalahkan dan dijatuhkan oleh manusia-manusia curang,

Dimana “dunia manusia yang penuh kecurangan” tidak pernah memudahkan hidup orang-orang yang jujur.

Menjalani dan melangsungkan kehidupan di dunia ini,

Sudah cukup menyusahkan dan merepotkan.

Akan tetapi “orang-orang yang tidak jujur” tidak pernah terpuaskan,

Dan masih juga mencurangi orang-orang jujur, semata sebagai cara bagi mereka untuk merampas kebagiaan hidup orang lain.

Orang jujur,

Ibarat “mangsa empuk” yang lezat untuk dimakan, di mata orang-orang yang tidak jujur.

Ketika di dunia ini lebih banyak disesaki dan dihuni oleh orang-orang jahat,

Maka eksistensi satu orang baik akan tampak menyerupai ancaman serius yang nyata bagi dunia para penjahat,

Dimata orang-orang “yang tidak baik”, tentunya,

Karena akan mulai terlihat kontras berupa disparitas yang begitu lebar,

Antara perilaku orang baik dan perilaku orang-orang jahat.

Menang menghadapi orang-orang jahat,

Mungkin menjadi hal yang mustahil bagi orang-orang baik yang memilih hidup secara jujur dan “lurus”.

Namun orang-orang jujur dan baik,

Selalu menjadi pemenang dari martabat kehidupan,

Setidaknya memenangkan dirinya sendiri,

Karena berani untuk bersikap jujur dan mempertahankan kejujuran sebagai martabat dirinya yang paling berharga.

Sama seperti seorang gadis yang mempertahankan kesucian dirinya,

Dari tangan orang-orang yang tidak bertanggung-jawab,

Jika perlu dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri agar kesucian dirinya dapat dipertahankan dan tidak ternodai.

Sebaliknya,

Para pengecut dan pecundang memilih untuk menggadaikan martabatnya,

Dan hidup dari bersikap curang maupun segala kecurangan dalam hidupnya.

Seperti kata pepatah,

Yang hidup dari pedang,

Akan mati karena pedang.

Yang hidup dari bersikap curang,

Akan mati karena kecurangan-kecurangan serupa.

Apakah selama ini Anda berasumsi dan berdelusi,

Bahwa bila Anda berhasil mencurangi kehidupan ataupun orang lain,

Atau bersikap tidak bertanggung jawab,

Maka itu sama artinya Anda sedang mendapatkan keuntungan dan mengalami keberuntungan?

Tidak ada yang benar-benar dapat kita curangi dalam hidup ini,

Itulah pesan dibalik Hukum Karma,

Kita tidak dapat benar-benar lari dari tanggung jawab atas apa yang telah kita perbuat sendiri.

Semua orang bisa melakukan kejahatan,

Semua orang pun bisa melakukan praktik ritual sembah sujud,

Semua orang tanpa terkecuali mampu memuja-muji Tuhan,

Dan semua orang pun akan dengan senang hati lari dari tanggung jawab atas perbuatan-perbuatan jahatnya yang telah banyak merugikan, melukai, maupun menyakiti individu-individu lainnya.

Namun,

Tidak semua orang sanggup untuk bertanggung jawab dan hidup secara penuh tanggung jawab,

Tidak semua orang juga sanggup untuk rajin menanam benih-benih perbuatan baik.

Dimana juga tidak semua orang sanggup mengendalikan dirinya agar tidak terjerumus dalam perbuatan-perbuatan buruk.

Hanya seorang pengecut sekaligus pendosa,

Yang membutuhkan cara-cara curang semacam penghapusan dosa atau apapun itu istilahnya.

Berbuat dosa dan tidak bertanggung jawab,

Membuat si pelakunya itu sendiri menjadi kotor dan ternoda penuh cela.

Bagaimana mungkin,

Yang kotor serta ternoda penuh cela,

Hendak bersatu dengan Tuhan yang agung, murni, serta suci?

Itu adalah delusi yang sama seperti ketika Anda hendak mencampur air yang murni dengan limbah kotoran,

Mencemari dan menodai apa yang murni dan bersih.

Tuhan tidaklah sebodoh itu,

Dan Tuhan tidak membutuhkan seorang pendosa yang tidak bertanggung jawab.

Dunia ini tidak pernah kekurangan para pendosa maupun orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Untuk memuliakan Tuhan,

Hanya ada satu caranya,

Menjadi seorang manusia yang mulia serta penuh tanggung jawab.

© Hak Cipta HERY SHIETRA.

Konsultan Hukum HERY SHIETRA & PARTNERS